Kata yang paling kerap dan sering kudengar didengar tanah kelahiranku adalah Ewako....
Berasal dari sebuah kata Rewako yang mempunyai makna Berani, Keberanian suku Bugis - Makassar tergambar pada sebuah semboyan pelaut Bugis - Makassar yaitu
" Takunjunga bangunturu’ Takugunciri gulingku Kualleanna Tallanga
Natoalia"
Artinya: "Tidak begitu saja aku ikut angin buritan. Aku akan
putar kemudiku. Lebih baik aku tenggelam daripada balik haluan"
yang menjadi sebuah petuah " Pappasang ".
yang menjadi sebuah petuah " Pappasang ".
Kata ewako ini terdengar dari sebuah mulut anak kecil yang sedang asyik bermain dipinggir jalan, Dan sontak Mengingatkanku pada seorang sahabat yang menitipkan sebilah Badik warisan turun temurun keluarganya.
Badik bagi masyarakat Sulawesi Selatan mempunyai
kedudukan yang tinggi. Badik bukan hanya berfungsi sekedar
sebagai senjata tikam ataupun senjata tajam biasa, melainkan juga melambangkan status, pribadi dan
karakter pembawanya. Kebiasaan membawa Badik dikalangan
masyarakat terutama suku Bugis dan Makassar merupakan pemandangan yang
lazim ditemui. Tetapi saat ini senjata badik tidak bisa digunakan secara bebas karena aturan hukum secara ketat melarangnya. Kebiasaan
tersebut bukanlah mencerminkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan
khususnya suku Bugis dan Makassar adalah masyarakat yang gemar
berperang atau suka mencari keributan melainkan lebih menekankan pada
makna simbolik yang terdapat pada Badik itu sendiri.
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga
diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara
berpikir masyarakat Bugis - Makassar di Sulawesi Selatan.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari
daerah mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari
yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam
serta cappa dan banong (sarung badik). Sementara itu badik Bugis
disebut kawali, seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu).
Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang pipih, bagian ujung agak
melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi yang
pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian: Pangulu
(ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung).
Amanah yang telah kau berikan akan tetap aku jaga sahabatku sampai engkau kembali dari negeri yang jauh disana.
Jagai kalennu sari'battang ri pa'rasanganna tawwa
#BOCAHSEBRANK
0 komentar:
Posting Komentar