Malam itu, disaat kita duduk
berdua menatap indahnya langit yang berhiaskan bintang – bintang dan bulan purnama yang mengintip dibalik awan
seakan - akan malu menampakan dirinya serta angin yang berhembus begitu mesra
menyapa kita membuat suasana malam itu terasa hening .
Tiba–tiba engkau bertanya
dan berkata padaku,“ Seberapa berhargakah diriku didalam hatimu ?? “
Namun aku hanya terdiam seribu
bahasa sambil tersenyum kecil kepadamu dan aku juga tak tahu apakah senyum itu bisa menjawab atau mewakili pertanyaanmu
yang begitu menyesakkan dada ini,Dan entah mengapa aku juga tak mampu menjawab
pertanyaanmu pada waktu itu.
Aku pun tak tahu kenapa Aku bisa diam
disaat engkau lontarkan pertanyaan itu kepadaku, hati ini pun merasa bimbang
kala itu. Bimbang menentukan suatu pilihan yang sulit, dimana aku dimana aku
disudutkan dalam suatu masalah yang sulit aku pecahkan.
Dalam hati yang penuh kebimbangan
ini pun bertanya “ Apakah aku harus setia dengan perasaan ini dan menunggu atau
menanti sebuah jawaban yang belum tentu pasti selama bertahun – tahun dari
seeorang yang hanya mengganggap diriku sebagai seorang sahabat dan bahkan tidak lebih sama sekali tetapi disisi lain
ada seseorang wanita yang ingin mencoba mengisi hari – hariku yang sepi dan
tidak mempunyai arah tujuan laksana musafir yang tersesat digurun pasir dan
wanita itu pun menawarkan sebuah oase. “
Waktu pun berlalu begitu cepat
sekali walaupun tanpa sepatah kata lagi
yang terucap dari bibir kita berdua dan engkau pun hanya bersandar dipundakku
sampai kita harus kembali dan mengantarmu pulang kerumahmu untuk melanjutkan
hari – hari esok.
Sesampainya dirumah, kubaringkan
tubuh ini diatas sebuah kasur kecil didalam sebuah kamar yang hanya dihiasi
buku – buku usang. Aku pun menatap keatas langit – langit kamarku sambil
mengingat pertanyaan wanita itu yang begitu menyesakkan dadaku ini hingga
kutertidur beberapa saat dan harus terbangun karena tengah malam itu terasa
amat dingin.
Kulangkahkan kaki ini mengambil
air wudhu untuk kusucikan tubuh ini untuk kerendahkan diri dan sujud menghadap
kepada Sang Maha Cinta melaksanakan Tahajjud seraya berdo’a memohon sebuah
petunjuk tentang kegelisahan hatiku ini
untuk memilih pasangan hidup yang akan menemaniku sampai tua nanti.
Hari –hari pun berlalu tanpa
terasa hingga tiba saat hari yang sangat berbahagia buat wanita yang ingin
mengisi kekosongan hari – hariku yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya,
Aku berjanji kepada kepada wanita itu untuk bertemu disuatu tempat yang biasa
kami kunjungi.
Setelah menunggu beberapa saat
aku pun bertemu dengan wanita itu, kami pun berbincang hingga saat suara Adzan
Ashar menggema di udara dan memecah percakapan aku dan wanita itu. Kami pun
melangkahkan kaki ini menuju suatu masjid terapung yang baru dibangun oleh
pemerintah salah satu kota besar untuk
melaksankan kewajiban untuk menghadap kepada Sang Maha Cinta dan wanita itu pun
menjadi makmum didalam Sujudku.
Setelah melaksanakan kewajiban
kami pun kembali menikmati suasana sore itu sambil menantikan sang mentari
kembali keperaduannya, Dan Aku pun menceritakan sebuah kisah kepada wanita itu
dimana seorang lelaki yang begitu setia menunggu selama beberapa tahun untuk
sebuah jawaban dari seseorang wanita yang begitu amat dia kagumi sejak dulu.
Dan aku pun bertanya padanya, “ Seandainya lelaki yang begitu setia menunggu jawaban dari seseorang selama
beberapa tahun itu adalah aku, perasaanmu bagaimana??? “ Sambil menatap matanya
yang begitu indah.
Wanita itu pun hanya diam membisu
tanpa satu kata pun sambil menunduk dan matanya pun berkaca – kaca seolah –
olah menandakan sebuah kekecewaan yang teramat dalam terhadap pertanyaan yang
aku lontarkan padanya waktu itu. Aku memberikan secarik kertas yang aku ambil
dari dalam saku jaketku yang berisikan rangkaian kata – kata.
PAMMOPPORANGA
MAAFKAN AKU
MAAFKAN AKU
Takkuleika Ansareki Bunga
Aku Tak Bisa Memberimu Sebuah Bunga
Mingka Tena Tong Kungngasseng Apare Kata - Kata Cinta
Dan Aku Juga Tak Pandai Membuat Kata - Kata Cinta
Riallo Anne Eroja Angkio'ki Sambayang Berjamaah
Hari Ini Aku Hanya Ingin Mengajakmu Shalat Berjamaah
Supaya Kisukkuri Rasa Cintayya
Agar Kita Mensyukuri Rasa Cinta Ini
Aku Tak Bisa Memberimu Sebuah Bunga
Mingka Tena Tong Kungngasseng Apare Kata - Kata Cinta
Dan Aku Juga Tak Pandai Membuat Kata - Kata Cinta
Riallo Anne Eroja Angkio'ki Sambayang Berjamaah
Hari Ini Aku Hanya Ingin Mengajakmu Shalat Berjamaah
Supaya Kisukkuri Rasa Cintayya
Agar Kita Mensyukuri Rasa Cinta Ini
Yang Nasareangki ALLAH SWT Ribatang Kalenta...
Yang ALLAH SWT Titipkan Ditubuh ini
Yang ALLAH SWT Titipkan Ditubuh ini
Wanita itu pun menatap wajahku sambil berkata
kepadaku dalam keadaan bingung, “ Maksudnya ?? “
Aku pun menjawab pertanyaan wanita itu “ Izinkan Aku Menjadi Imam Di Hatimu Dan Didalam Setiap Sujudmu “
Wanita itu hanya mengganggukkan kepalanya tanda setuju sambil meneteskan
air mata tanda kebahagiaan dan aku pun menjelaskan padanya bahwa wanita yang
aku tunggu itu adalah bagian dari sebuah masa laluku dan akan tetap seperti
itu. Kini, nanti atau masa – masa yang akan datang engkau adalah sebuah Takdir
dan masa depanku yang aku harus jalani.
Aku akan menjalani dan hidup bersamamu didalam sebuah kenangan dan luka
yang sangat dalam dan tidak akan pernah hilang sampai ajal menjemput dan terpatri indah didalam sanubari,
Terima kasih banyak sayangku
karena engkau telah berikan aku kesempatan dan kebahagiaan itu yang tak
kutemukan pada orang lain dan Terima kasih juga sayangku telah siap untuk bisa
hidup bersamaku dan berbagi cerita indah untuk dikenang dimasa tua kita nanti.
AMIEN YAA ALLAH YAA RABB...
#BOCAHSEBRANK Buat seseorang yang menghiasi hari - hariku
1 komentar:
Subhanallah.... Ketikannya bagusss banget :)
Posting Komentar