Kamis, 10 April 2014

IZINKAN AKU MENJADI IMAM DIHATIMU




Malam itu, disaat kita duduk berdua menatap indahnya langit yang berhiaskan bintang – bintang dan bulan purnama yang mengintip dibalik awan seakan - akan malu menampakan dirinya serta angin yang berhembus begitu mesra menyapa kita membuat suasana malam itu terasa hening .

Tiba–tiba engkau bertanya dan berkata padaku,“ Seberapa berhargakah diriku didalam hatimu ?? “

Namun aku hanya terdiam seribu bahasa sambil tersenyum kecil kepadamu dan aku juga tak tahu apakah  senyum itu bisa menjawab atau mewakili pertanyaanmu yang begitu menyesakkan dada ini,Dan entah mengapa aku juga tak mampu menjawab pertanyaanmu pada waktu itu.

Aku pun tak tahu kenapa Aku bisa diam disaat engkau lontarkan pertanyaan itu kepadaku, hati ini pun merasa bimbang kala itu. Bimbang menentukan suatu pilihan yang sulit, dimana aku dimana aku disudutkan dalam suatu masalah yang sulit aku pecahkan.

Dalam hati yang penuh kebimbangan ini pun bertanya “ Apakah aku harus setia dengan perasaan ini dan menunggu atau menanti sebuah jawaban yang belum tentu pasti selama bertahun – tahun dari seeorang yang hanya mengganggap diriku sebagai seorang sahabat dan bahkan  tidak lebih sama sekali tetapi disisi lain ada seseorang wanita yang ingin mencoba mengisi hari – hariku yang sepi dan tidak mempunyai arah tujuan laksana musafir yang tersesat digurun pasir dan wanita itu pun  menawarkan sebuah oase. “

Waktu pun berlalu begitu cepat sekali walaupun  tanpa sepatah kata lagi yang terucap dari bibir kita berdua dan engkau pun hanya bersandar dipundakku sampai kita harus kembali dan mengantarmu pulang kerumahmu untuk melanjutkan hari – hari esok.

Sesampainya dirumah, kubaringkan tubuh ini diatas sebuah kasur kecil didalam sebuah kamar yang hanya dihiasi buku – buku usang. Aku pun menatap keatas langit – langit kamarku sambil mengingat pertanyaan wanita itu yang begitu menyesakkan dadaku ini hingga kutertidur beberapa saat dan harus terbangun karena tengah malam itu terasa amat dingin.

Kulangkahkan kaki ini mengambil air wudhu untuk kusucikan tubuh ini untuk kerendahkan diri dan sujud menghadap kepada Sang Maha Cinta melaksanakan Tahajjud seraya berdo’a memohon sebuah petunjuk tentang kegelisahan hatiku ini  untuk memilih pasangan hidup yang akan menemaniku sampai tua nanti.

Hari –hari pun berlalu tanpa terasa hingga tiba saat hari yang sangat berbahagia buat wanita yang ingin mengisi kekosongan hari – hariku yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Aku berjanji kepada kepada wanita itu untuk bertemu disuatu tempat yang biasa kami kunjungi.

Setelah menunggu beberapa saat aku pun bertemu dengan wanita itu, kami pun berbincang hingga saat suara Adzan Ashar menggema di udara dan memecah percakapan aku dan wanita itu. Kami pun melangkahkan kaki ini menuju suatu masjid terapung yang baru dibangun oleh pemerintah salah satu  kota besar untuk melaksankan kewajiban untuk menghadap kepada Sang Maha Cinta dan wanita itu pun menjadi makmum didalam Sujudku.

Setelah melaksanakan kewajiban kami pun kembali menikmati suasana sore itu sambil menantikan sang mentari kembali keperaduannya, Dan Aku pun menceritakan sebuah kisah kepada wanita itu dimana seorang lelaki yang begitu setia menunggu selama beberapa tahun untuk sebuah jawaban dari seseorang wanita yang begitu amat dia kagumi sejak dulu.

Dan aku pun bertanya padanya, “ Seandainya lelaki yang begitu setia menunggu jawaban dari seseorang selama beberapa tahun itu adalah aku, perasaanmu bagaimana??? “ Sambil menatap matanya yang begitu indah.

Wanita itu pun hanya diam membisu tanpa satu kata pun sambil menunduk dan matanya pun berkaca – kaca seolah – olah menandakan sebuah kekecewaan yang teramat dalam terhadap pertanyaan yang aku lontarkan padanya waktu itu. Aku memberikan secarik kertas yang aku ambil dari dalam saku jaketku yang berisikan rangkaian kata – kata.

PAMMOPPORANGA
MAAFKAN AKU

     Takkuleika Ansareki Bunga
Aku Tak Bisa Memberimu Sebuah Bunga
Mingka Tena Tong Kungngasseng Apare Kata - Kata Cinta
Dan Aku Juga Tak Pandai Membuat Kata - Kata Cinta
Riallo Anne Eroja Angkio'ki Sambayang Berjamaah
Hari Ini Aku Hanya Ingin Mengajakmu Shalat Berjamaah 
Supaya Kisukkuri Rasa Cintayya 
Agar Kita Mensyukuri Rasa Cinta Ini
Yang Nasareangki ALLAH SWT  Ribatang Kalenta... 
Yang ALLAH SWT Titipkan Ditubuh ini


Wanita itu pun menatap wajahku sambil berkata kepadaku dalam keadaan bingung, “ Maksudnya ?? “

Aku pun menjawab pertanyaan wanita itu “ Izinkan Aku Menjadi Imam Di Hatimu Dan Didalam Setiap Sujudmu

Wanita itu hanya mengganggukkan kepalanya tanda setuju sambil meneteskan air mata tanda kebahagiaan dan aku pun menjelaskan padanya bahwa wanita yang aku tunggu itu adalah bagian dari sebuah masa laluku dan akan tetap seperti itu. Kini, nanti atau masa – masa yang akan datang engkau adalah sebuah Takdir dan masa depanku yang aku harus jalani.

Aku akan menjalani dan hidup  bersamamu didalam sebuah kenangan dan luka yang sangat dalam dan tidak akan pernah hilang sampai ajal menjemput  dan terpatri indah didalam sanubari,
Terima kasih banyak sayangku karena engkau telah berikan aku kesempatan dan kebahagiaan itu yang tak kutemukan pada orang lain dan Terima kasih juga sayangku telah siap untuk bisa hidup bersamaku dan berbagi cerita indah untuk dikenang dimasa tua kita nanti.

AMIEN YAA ALLAH YAA RABB... 



#BOCAHSEBRANK Buat seseorang yang menghiasi hari - hariku

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Subhanallah.... Ketikannya bagusss banget :)

Posting Komentar

 
;